Sedang Hamil Kena Infeksi Jamur Kulit
Rabu, 07 Januari 2015
Edit
Sedang Hamil Kena Infeksi Jamur Kulit
Memasuki bulan ke delapan, Shinta yang sedang mengandung anak pertama mengeluh gatal-gatal pada bagian perut, payudara, selangkangan dan pundak bagian dalam dekat area ketiak. Anehnya, gatal-gatal tersebut tanpa disertai ruam kulit. Khawatir akan memengaruhi janin yang sedang dikandungnya, Shinta memeriksakan diri ke dokter. Ternyata ia menderita pruritus! Kok terdengar asing, ya?
Pruritus adalah...
Menurut dr. Dian Pratama, Sp.OG, MM., M.Kes, pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dengan ditandai rasa gatal sehingga menimbulkan rangsangan untuk menggaruknya. Pruritus ini merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologis (kulit). Pun bisa dialami oleh BuMil tanpa disertai adanya ruam pada kulit.
Keluhan ini sebenarnya jarang terjadi. Angka kejadiannya hanya 1 – 2 BuMil dalam 1000 kehamilan atau berkisar 1,5 – 2 persen. Namun lebih dari 14 persen wanita merasakan gejalanya.
Faktor Penyebab
Saat hamil, menurut Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb Sp.KK(K) umumnya BuMil memiliki kulit yang lebih sensitif dibanding wanita yang tidak hamil. Belum lagi bila BuMil melakukan sedikit kesalahan, seperti; mandi terlalu lama, mandi air hangat, menggunakan spons atau alat penggosok tubuh yang terlalu kuat. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan lapisan epidermis menjadi hilang sehingga menimbulkan gatal.
Semakin hari perut BuMil akan semakin membesar, sehingga daerah lipatan akan terlihat dan rentan terhadap jamur yang dapat menimbulkan infeksi dan gatal.
Rasa gatal juga bisa timbul karena adanya alergi obat atau vitamin. Ataupun karena penyakit atau gangguan pada tubuh, misal penyakit autoimun pada kehamilan, ada infeksi, eksim, biduran, stretch mark.
“Pruritus pada kehamilan (pruritus gravidarum), penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Tapi ada kemungkinan disebabkan oleh kholestasis obsetri, kadar estrogen yang tinggi dan kenaikan kadar empedu serum. Selain itu juga bisa terjadi karena adanya gangguan ginjal,” tambah Dian.
Kholestasis dalam kehamilan merupakan kondisi dimana saluran empedu tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti berhenti atau berkurang, dalam bahasa kedokteran disebut Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy (ICP). ICP ini terjadi sebagai akibat dari penyaluran asam empedu yang abnormal dari hati ke usus kecil. BuMil dengan ICP biasanya mengalami gejala pruritus atau gatal, ikterus (kuning) karena adanya sumbatan bilirubin dan bisa juga mengalami keduanya. Dimana ikterus kholestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu. Sedangkan kadar estrogen yang tinggi atau perubahan kadar estrogen yang menjadi tinggi diduga merupakan penyebab timbulnya kholestasis pada BuMil yang rentan atau lemah.
Lantas, bagaimana bisa terjadi gatal? “Kholestasis dalam kehamilan yang disebabkan karena adanya gangguan hormonal pada saluran empedu tersebut, menyebabkan menurunnya atau hilangnya fungsi dari kandung empedu dan menyebabkan peningkatan kadar bilirubin pada hati atau liver yang kemudian akan memasuki aliran darah dan menyebabkan atau menimbulkan gejala gatal,” gamblang Dian
Selain itu, pemakaian kontrasepsi oral dapat memicu terjadinya kekambuhan pruritus pada kehamilan selanjutnya. Risiko prematuritas dan mortalitas perinatal akan meningkat bila perkembangan pruritus sampai menyebabkan ikterus.
Tanda dan Gejala
Biasanya tanda dan gejala pruritus umum dijumpai pada trimester ketiga (kehamilan 30 minggu), utamanya BuMil dengan kholestasis. Namun sindrom itu juga terjadi pada trimester kedua.
Gejala lain yang ditemukan yaitu urin berwarna lebih gelap, mata dan kulit berwarna kuning (jaundice). Pruritus yang timbul terbatas pada dinding depan abdomen, biasanya disebabkan karena adanya distensi kulit abdomen yang akhirnya membentuk striae atau stretch mark - berupa guratan berwarna merah kecoklatan.
Sedangkan rasa gatal yang disebaban oleh kholestasis berhubungan dengan peningkatan kadar serum asam empedu, sehingga BuMil pruritis dengan atau tanpa timbulnya ruam pada kulit sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan serum asam empedu. Pruritus gravidarum ini akan lebih berat gejalanya pada kehamilan gemili atau kembar/ganda. Tetapi pruritus ini akan hilang dengan cepat pascapersalinan. Biasanya pruritus timbul kembali pada kehamilan berikutnya pada 50 persen wanita.
Mungkin sekarang ini mungkin sering
kita mendengar istilah herbal atau alami dimasyarakat, sebagai orang
awam mungkin belum mengerti apa itu herbal / alam. Herbal ialah
pemanfaatan bahan-bahan yang bersumber dari alam yang yang telah teruji
dapat mengobati dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Mungkin
anda sudah pernah mecoba berobat kedokter namun gatal selangkangan anda
tidk kunjung sembuh, mungkin juga malah bertambah banyak lagi, tidak
ada salahnya anda mencoba alternatif lain yaitu dengan mengunakan obat
harbal.
Bagi anda yang Sedang Hamil Kena Infeksi Jamur Kulit kami dari De Nature Indonesian degan manggunakan produk obat gatal selangkangan
Bersih Darah De nature Yang terdiri dari bahan alami yang berhasiat
sebagai anti jamur dan pembersih darah kotor, dan membatu menghilangkan
eksim dan gatal selangkangan secara tepat
RASA gatal menjadi gangguan yang banyak dirasakan ibu hamil. Anda pun perlu mengenali penyebabnya agar bisa melakukan langkah tepat untuk mengatasinya.Memasuki bulan ke delapan, Shinta yang sedang mengandung anak pertama mengeluh gatal-gatal pada bagian perut, payudara, selangkangan dan pundak bagian dalam dekat area ketiak. Anehnya, gatal-gatal tersebut tanpa disertai ruam kulit. Khawatir akan memengaruhi janin yang sedang dikandungnya, Shinta memeriksakan diri ke dokter. Ternyata ia menderita pruritus! Kok terdengar asing, ya?
Pruritus adalah...
Menurut dr. Dian Pratama, Sp.OG, MM., M.Kes, pruritus adalah sensasi kulit yang iritatif dengan ditandai rasa gatal sehingga menimbulkan rangsangan untuk menggaruknya. Pruritus ini merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologis (kulit). Pun bisa dialami oleh BuMil tanpa disertai adanya ruam pada kulit.
Keluhan ini sebenarnya jarang terjadi. Angka kejadiannya hanya 1 – 2 BuMil dalam 1000 kehamilan atau berkisar 1,5 – 2 persen. Namun lebih dari 14 persen wanita merasakan gejalanya.
Faktor Penyebab
Saat hamil, menurut Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb Sp.KK(K) umumnya BuMil memiliki kulit yang lebih sensitif dibanding wanita yang tidak hamil. Belum lagi bila BuMil melakukan sedikit kesalahan, seperti; mandi terlalu lama, mandi air hangat, menggunakan spons atau alat penggosok tubuh yang terlalu kuat. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan lapisan epidermis menjadi hilang sehingga menimbulkan gatal.
Semakin hari perut BuMil akan semakin membesar, sehingga daerah lipatan akan terlihat dan rentan terhadap jamur yang dapat menimbulkan infeksi dan gatal.
Rasa gatal juga bisa timbul karena adanya alergi obat atau vitamin. Ataupun karena penyakit atau gangguan pada tubuh, misal penyakit autoimun pada kehamilan, ada infeksi, eksim, biduran, stretch mark.
“Pruritus pada kehamilan (pruritus gravidarum), penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Tapi ada kemungkinan disebabkan oleh kholestasis obsetri, kadar estrogen yang tinggi dan kenaikan kadar empedu serum. Selain itu juga bisa terjadi karena adanya gangguan ginjal,” tambah Dian.
Kholestasis dalam kehamilan merupakan kondisi dimana saluran empedu tidak berfungsi sebagaimana mestinya seperti berhenti atau berkurang, dalam bahasa kedokteran disebut Intrahepatic Cholestasis of Pregnancy (ICP). ICP ini terjadi sebagai akibat dari penyaluran asam empedu yang abnormal dari hati ke usus kecil. BuMil dengan ICP biasanya mengalami gejala pruritus atau gatal, ikterus (kuning) karena adanya sumbatan bilirubin dan bisa juga mengalami keduanya. Dimana ikterus kholestasis timbul setelah penderita mengalami pruritus 2-4 minggu. Sedangkan kadar estrogen yang tinggi atau perubahan kadar estrogen yang menjadi tinggi diduga merupakan penyebab timbulnya kholestasis pada BuMil yang rentan atau lemah.
Lantas, bagaimana bisa terjadi gatal? “Kholestasis dalam kehamilan yang disebabkan karena adanya gangguan hormonal pada saluran empedu tersebut, menyebabkan menurunnya atau hilangnya fungsi dari kandung empedu dan menyebabkan peningkatan kadar bilirubin pada hati atau liver yang kemudian akan memasuki aliran darah dan menyebabkan atau menimbulkan gejala gatal,” gamblang Dian
Selain itu, pemakaian kontrasepsi oral dapat memicu terjadinya kekambuhan pruritus pada kehamilan selanjutnya. Risiko prematuritas dan mortalitas perinatal akan meningkat bila perkembangan pruritus sampai menyebabkan ikterus.
Tanda dan Gejala
Biasanya tanda dan gejala pruritus umum dijumpai pada trimester ketiga (kehamilan 30 minggu), utamanya BuMil dengan kholestasis. Namun sindrom itu juga terjadi pada trimester kedua.
Gejala lain yang ditemukan yaitu urin berwarna lebih gelap, mata dan kulit berwarna kuning (jaundice). Pruritus yang timbul terbatas pada dinding depan abdomen, biasanya disebabkan karena adanya distensi kulit abdomen yang akhirnya membentuk striae atau stretch mark - berupa guratan berwarna merah kecoklatan.
Sedangkan rasa gatal yang disebaban oleh kholestasis berhubungan dengan peningkatan kadar serum asam empedu, sehingga BuMil pruritis dengan atau tanpa timbulnya ruam pada kulit sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan serum asam empedu. Pruritus gravidarum ini akan lebih berat gejalanya pada kehamilan gemili atau kembar/ganda. Tetapi pruritus ini akan hilang dengan cepat pascapersalinan. Biasanya pruritus timbul kembali pada kehamilan berikutnya pada 50 persen wanita.